Diam tersungkur pada satu tatapan
melihat tajam di kejauhan awan
tampak kegembiraan hiasi sinar bintang
mereka seperti berbicara
bulan saat itu sedang menyapa
dengan aku dalam satu rasa
rasa rindu untuk kembali bersama
Rindu itu pun semakin terasa
waktu dimana masa kecilku makin mengeruak kepermukaan utk dikenang
terhampar luas tanah lahir utk menginjakkan kaki
yang sudah lama lupa dgn bumi kenangan lampau
sahabat, teman, kawan juga lawan
aku ingin kembali pulang....
Jakarta, pojok bangku
17 bulan Ramadhan 2009
17/09/09
06/09/09
-
sampai kapan balutan citra kosong itu tertanam
sampai kapan goretan topeng bolong itu melekat
sampai kapan aku bisa rasakan, kalau sunyi itu tak diam
sampai kapan aku bisa suarakan, kalau gelap itu tak hitam
kemana lagi harus ber-lari
kalau jalan suasana semakin sepi
kemana lagi harus ber-teriak
kalau angin tak lagi menge-riak
kemana lagi harus mengadu
kalau manusia sdh jadi batu
uuukkkhhhhhh
syahdan...
tataplah ke semua penjuru
pastikan tak ada yang terlepas
ikat semua dgn urat tubuh mu
sapa kan dengan senyum darahmu
bahwa ibu kita, ibu pertiwi, ibu srikandi, masih berdiri
tegak dengan kekauatan hati
sampai kapan goretan topeng bolong itu melekat
sampai kapan aku bisa rasakan, kalau sunyi itu tak diam
sampai kapan aku bisa suarakan, kalau gelap itu tak hitam
kemana lagi harus ber-lari
kalau jalan suasana semakin sepi
kemana lagi harus ber-teriak
kalau angin tak lagi menge-riak
kemana lagi harus mengadu
kalau manusia sdh jadi batu
uuukkkhhhhhh
syahdan...
tataplah ke semua penjuru
pastikan tak ada yang terlepas
ikat semua dgn urat tubuh mu
sapa kan dengan senyum darahmu
bahwa ibu kita, ibu pertiwi, ibu srikandi, masih berdiri
tegak dengan kekauatan hati
21/08/09
MenCari
sunyi..tak berbunyi
dingin..tak ber-angin
senyap..tak dapat diresap
dimana aku ber-ada?
dimana aku me-rasa?
dimana aku harus menyapa?
sapa tanpa suara
salam tanpa dendam
senyuman tanpa imbalan
dingin..tak ber-angin
senyap..tak dapat diresap
dimana aku ber-ada?
dimana aku me-rasa?
dimana aku harus menyapa?
sapa tanpa suara
salam tanpa dendam
senyuman tanpa imbalan
Cukup di Aku
kata yang tak pernah ada..
suara yang tak pernah tersua...
rasa yang tak sempat dibuka...
biarlah aku saja..
biar.... aku.... saja....
aku saja yang tahu bahwa itu pernah ada
aku saja yang tahu bahwa itu sempat ada
aku saja yang tahu bahwa itu memang benar adanya...
aku... saja....
cukup aku saja....
maafkan aku wahai adinda...
suara yang tak pernah tersua...
rasa yang tak sempat dibuka...
biarlah aku saja..
biar.... aku.... saja....
aku saja yang tahu bahwa itu pernah ada
aku saja yang tahu bahwa itu sempat ada
aku saja yang tahu bahwa itu memang benar adanya...
aku... saja....
cukup aku saja....
maafkan aku wahai adinda...
25/06/09
menyuara
sebait ayat terucap
putih salju dilihat
Mata dimana pandangan jatuh
Hari dimana rindu terbangun
Terik tidurkan malam
gelap selimuti siang
Aku berjalan dengan awan
Angin pun tak mau diam
Aku sapakan engkau
wahai temaram malam
diatas permadani cinta
aku sempat bercengkrama
pada suara
"percayakan! aku selalu ada untukmu adinda"
dalam sepi, aku menjanji
putih salju dilihat
Mata dimana pandangan jatuh
Hari dimana rindu terbangun
Terik tidurkan malam
gelap selimuti siang
Aku berjalan dengan awan
Angin pun tak mau diam
Aku sapakan engkau
wahai temaram malam
diatas permadani cinta
aku sempat bercengkrama
pada suara
"percayakan! aku selalu ada untukmu adinda"
dalam sepi, aku menjanji
20/06/09
gemericik
aku pernah pecahkan malam
aku sempat getarkan siang
sampai aku bertanya
kapan aku mampu bicara
ajari aku sayang
temani aku sayang
tuntun aku hai wanita
yang jiwamu selalu terjaga
dalam lembaran ayat salju
yang tak pernah beku
aku sempat getarkan siang
sampai aku bertanya
kapan aku mampu bicara
ajari aku sayang
temani aku sayang
tuntun aku hai wanita
yang jiwamu selalu terjaga
dalam lembaran ayat salju
yang tak pernah beku
19/06/09
Sajak Mata-hari
terhela lama aku diam
terpasung dada tak kuasa bersua
hari sepi termakna
mata redup dirasa
aku hanya ingin jumpa
mata-hari ku kembali dekat
menunggu cahaya terangi ruang
ruang gelap yang tak lepas pergi
kutunggu hari, itu terwujud
sampai padu mata-hari ku
terpasung dada tak kuasa bersua
hari sepi termakna
mata redup dirasa
aku hanya ingin jumpa
mata-hari ku kembali dekat
menunggu cahaya terangi ruang
ruang gelap yang tak lepas pergi
kutunggu hari, itu terwujud
sampai padu mata-hari ku
29/05/09
iseng banget
huhhh...
sempit dada ini terasa
laksana penjara bagi yang berdosa
tadinya jeruji-jeruji itu, ingin ku hancurkan
tapi, aku tak mampu melebihi Kuasa Tuhan
Aku cemburu...
dengan mereka yang bisa bersuara lantang
Aku cemburu...
dengan mereka yang dapat menghirup udara panjang
Aku cemburu...
dengan mereka yg mampu berlari kencang
Aku cemburu...
apa yang ingin Kau sampaikan kepadaku Tuhan...?
aku dengar Tuhan...!
ya..ya.. cuma memberi tahu, bhw aku lagi ASMA sekarang.
huuhhh...haahhhh
sempit dada ini terasa
laksana penjara bagi yang berdosa
tadinya jeruji-jeruji itu, ingin ku hancurkan
tapi, aku tak mampu melebihi Kuasa Tuhan
Aku cemburu...
dengan mereka yang bisa bersuara lantang
Aku cemburu...
dengan mereka yang dapat menghirup udara panjang
Aku cemburu...
dengan mereka yg mampu berlari kencang
Aku cemburu...
apa yang ingin Kau sampaikan kepadaku Tuhan...?
aku dengar Tuhan...!
ya..ya.. cuma memberi tahu, bhw aku lagi ASMA sekarang.
huuhhh...haahhhh
29/04/09
Salam Rahmatan 'alaikum..
Engkau adalah deru ombak laut,
titik mata air surga,
usapan angin timur tundukkan tinggi rerumputan,
suara padang-padang sejukkan hayawan gersang.
Kusematkan cintaku untuk kalian - ersangan dikedalaman rimba rasa,
dalam titik cahaya-Nya kalian berikan untuk kehidupan adinda terjaga.
ya Robbi... dikedalaman relung jiwa ini,
ada senandung yang tak tertepi untuk luapkan dalam sebait kata,
bisu sapaku ingin sampaikan dari kejauhan...
dalam do'aku segenap semesta untuk kalian berdua,
tersanding dikemuliaan al-Qur'an ku panjatkan.
Mulia untukmu..
Keharuman surgawi bagimu...
wahai GuruHidupku..
dikejauhan raga
dalam pusaran cinta adinda
Jakarta, saksi mata...
M. Rasyid Ridha
titik mata air surga,
usapan angin timur tundukkan tinggi rerumputan,
suara padang-padang sejukkan hayawan gersang.
Kusematkan cintaku untuk kalian - ersangan dikedalaman rimba rasa,
dalam titik cahaya-Nya kalian berikan untuk kehidupan adinda terjaga.
ya Robbi... dikedalaman relung jiwa ini,
ada senandung yang tak tertepi untuk luapkan dalam sebait kata,
bisu sapaku ingin sampaikan dari kejauhan...
dalam do'aku segenap semesta untuk kalian berdua,
tersanding dikemuliaan al-Qur'an ku panjatkan.
Mulia untukmu..
Keharuman surgawi bagimu...
wahai GuruHidupku..
dikejauhan raga
dalam pusaran cinta adinda
Jakarta, saksi mata...
M. Rasyid Ridha
Langganan:
Postingan (Atom)