13/01/09

Membincang mitos dan simbol

mitos dan simbol, dua konsep yg menurut saya asyik untuk diperbincangkan.. alih-alih menutup kekosongan renung dlm kotak kosong ini. mitos dan simbol adalah dua hal yang selalu hadir dalam keseharian manusia. bahkan kalau bisa dibilang, sampai saat ini pun dengan masyarakat yg serba digital mitos tetaplah menjadi momok yang mana manusia tidak bisa hindari bahkan berlari, ia masih berpengaruh dalam mengarahkan gambaran budaya masyarakat itu sendiri.
fenomena inilah yang menurut saya, masih pantas untuk diperbincangkan.
sedangkan simbol, ia jelas sesuatu yang ada entah kapan ia muncul adanya, yang pasti ketika manusia (adam) tercipta, ia sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan sebagai pembentuk baik dalam pola hubungan dan komunikasi keseharian antar manusia juga mansuia dengan hal yang diluar dirinya (Tuhan), maupun isi-isi dalam mitos itu sendiri yang dibuat untuk tujuan sesuatu.

menurut Paul Ricoeur, mitos mempunyai tiga fungsi, yaitu :
1. mitos menyediakan suatu univer salitas konkret bagi pengalaman manusia tentang keseharian.
2. dengan cerita tentang awal mula dan kesudahan kehidupan itu, mitos membawa suatu orientasi dan ketegangan dramatis dalam keseharian manusia.
3.dalam bentuk cerita mitos menjelaskan peralihan gerak dari keadaan satu ke keadaan yang lain, baik dalam bentuk ancaman maupun penghargaan

dari kedua konsep ini, dapat ditarik bahwa keduanya tidak lain adalah bahasa itu sendiri. dengan bahasalah terwujud pengungkapan gagasan, emosi, kesusastraan, filsafat dan sebagainya semuanya melalui bahasa, salah satunya adalah bahasa mitos dalam keseharian manusia. disinilah manusia bergelut dalam kesehariannya dengan mitos yang ada turun temurun dengan membawa segudang simbol-simbol yang harus diinterpretasikan agar makna-makna yang terselubung tersebut dapat "terbongkar" sehingga terbuka dari lipatan-lipatan makna didalamnya sehingga tujuan itu dapatlah dicerna dalam keseharian manusia yang lebih baik.

menurut Ricouer fakta atau produk itu dibaca sebagai suatu naskah. pemahaman itu terjadi, jikalau misalnya ada pemahaman mengenai:a. Bahasa bukan sekedar sebagai bunyi-bunyian, tetapi sebagai alat komunikasib. Tarian tidak hanya sebagai gerak yang bersifat biotik, tetapi sebagai bagian dalam upacara ritual yang berbicara.c. Kurban tidak hanya sebagai pembakaran benda, atau penyembelihan binatang, tetapi juga sebagai tanda penyerahan dan pengabdian. (Bekker, MetLit Filsafat, 1998, 42)

bagi Recoeur disinilah bahasa menjadi penting, karena pengungkapan gagasan dan emosi yang ada didalam mitos-mitos keseharian tersebut dengan segudang simbol yang menyelimutinya. Ia berpendapat bahwa manusia adalah bahasa dan bahasa merupakan syarat utama bagi semua pengalaman manusia. (Sumaryono,Hermeneutika sbh metode filsft. 1999, 107-108)

manusia baik sebagai objek maupun subjek dari bahasa itu sendiri, maka dalam pengungkapan makna didalmnya ia harus berani mengambil jarak dari mitos yang berkembang dihadapannya (berlaku objektif dari pengalaman-pengalamannya) dan disisi lain ia pun harus masuk dalam upaya rekontekstualisasi atas mitos-mitos tersebut. sehingga mitos bukan lagi cerita fiktif nenek moyang yang turun temurun dalam keseharian kita, tapi bagaimana mitos dengan segala simbol yang dibawanya memberikan efek positif dalam keseharian manusia yang lebih bermakna. dan juga bagaimana pengoptimalan simbol-simbol dalam keseharian kita, sehingga makna tetaplah terjaga dengan tujuannya.


Tuhan saja berbicara dengan simbol-simbolNya
manusia adalah simbol Pancaran-Nya
jibril tercipta karena simbol-simbolNya
agar Muhammad dapat membaca


-- Kotak Kosong . Siang kantor El_Rydhoe --

Tidak ada komentar:

Posting Komentar